Rabu, 30 November 2011

Musim hujan datang sawah belum bisa di tanami


Memasuki musim penghujan kesibukan petani mulai meningkatkarena lahan yang adinya kering kini mulai tersiram air dan membuat tanah mereka menunggu untuk digarap. Nyanyian kebahagian rumput-rumput liar di pinggir jalan mulai tumbuh seiring siraman air hujan di awal musim. Kesibukan petani terlihat saat kuberangkat untuk bekrja sepanjang jalan yang kulalui petani asyik mencangkul, ada yang mentraktor, ada yang sibuk menyiapkan lahan untuk menanam bibit padi. Di lokasi lain petani kanggkung juga sibuk menyiapakan lahan dan menanami bibit kangkung yang baru. Senang rasanya melihat aktivitas petani dengan kesederhaaannya mereka tetap beraktifitas dengan penuh optimisme / tawakkal insya Alloh.


Namun di desa yang kulalui juga ada beberapa lokasi belum mulai di garap karena masih tergenang air hujan. Aktivitas pertanian belum kelihatan karena setiap musim hujan lokasi ini biasanya paling akhir menanamnya, menunggu air surut. Kadangkala sudah menanam hujan turun dan menggenangi sawah-sawah mereka yang mengakibatkan bibit yang telah ditanam terbawa arus yang lumayan deras.

Maka kesabaran , doa, dan harapan tetap harus ada dikala situasi yang menurut kita kurang baik. Namun dibalik semua peristiwa yang ada pasti terkandung hikmah yang luar biasa , tinggal sikap kita dalam melihat masalah ataukah karunia. emuanya dikembalikan kediri kita masing-masing. InsyaAlloh.

Sabtu, 26 November 2011

Rencana Pendidikan dengan prinsip sedekah

Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putrinya sampai sarjana.

Download Formulir

Jika Peserta panjang umur sampai akhir perjanjian, Anak sebagai Penerima Hibah mendapatkan:

Tahapan* saat masuk (TK, SD, SMP, SMA, PT)** dan Beasiswa selama 4 tahun di Perguruan Tinggi.

Jika Peserta mengundurkan diri sebelum masa perjanjian berakhir, Peserta mendapatkan:

Nilai Tunai

Seluruh dana di Rekening Tabungan Peserta yang berasal dari saldo tabungan dan bagian keuntungan atas hasil investasinya (mudharabah).

Jika Anak sebagai Penerima Hibah meninggal sebelum seluruh tahapan diterima Peserta/ Ahli Waris mendapatkan:

Nilai Tunai
Santunan sebesar 10% Manfaat Takaful Awal (Premi Tahunan X Masa Perjanjian)


Jika Peserta mengalami musibah (meninggal dunia atau cacat tetap total) dalam masa perjanjian

Polis Bebas Premi (apabila mengalami cacat tetap total), Ahli Waris mendapatkan:

Santunan sebesar 50% Manfaat Takaful Awal (jika meninggal karena sakit atau cacat tetap total karena kecelakaan) atau 100% Manfaat Takaful Awal (jika meninggal karena kecelakaan).
Nilai Tunai

Anak sebagai Penerima Hibah mendapatkan:

Beasiswa setiap tahun sejak Peserta mengalami musibah s/d 4 tahun di Perguruan Tinggi

Jika setelah masa perjanjian berakhir dan masih dalam pemberian beasiswa di Perguruan Tinggi Peserta mengalami musibah

Meninggal karena sakit atau cacat tetap total karena kecelakaan, Ahli Warisnya akan menerima Nilai Tunai
Meninggal karena kecelakaan, Ahli Warisnya akan menerima Nilai Tunai dan santunan sebesar 50% Manfaat Takaful Awal
Penerima Hibah akan tetap menerima Beasiswa sampai yang bersangkutan empat tahun di Perguruan Tinggi


* Jika Tahapan yang jatuh tempo tidak diambil, akan diinvestasikan dan akan menambah Beasiswa pada saat di Perguruan Tinggi

10 Cara Membaca Buku Secara Kreatif

Senin, 07 Juni 2010
10 Cara Membaca Buku Secara Kreatif
Ahmad Zamhari Hasan


Sampai akhir 2005 (saya lulus pesantren TMI Al-Amien Madura 1994 dan hobi membaca sejak kelas II Marhalah Tsanawiyah/SMP), saya belum tahu mau diapakan hasil bacaan saya, bahkan sampai timbul dalam benak bahwa apa yang saya pelajari ternyata sia-sia belaka. Baru pada awal 2006 timbul kesadaran, mengapa saya tidak melakukan pembacaan kreatif sebagaimana yang dianjurkan teori Resepsi yang menempatkan pembaca sebagai subjek kreator baru dan mendengungkan kematian penulis dalam arti rampungnya sebuah karya tulis berarti penulis tidak bisa melakukan apapun terhadap tulisannya.
Dengan kesadaran ini, saya mulai membaca ulang berbagai macam buku yang pernah saya baca, saya garis bawahi dan membuat kesimpulan. Apa yang saya anggap keliru dari buku, saya kritisi, sehingga muncul pemahaman baru. Hasil bacaan kreatif ini terwujud dalam kumpulan tulisan yang ada di hadapan pembaca. Agar lebih bermanfaat, akan saya berikan pada siapapun yang membutuhkannya.
Dalam membaca buku secara kretaif ada sekitar Sepuluh tahapan yang bisa dilakukan. Masing-masing akan dijelaskan dalam pembahasan berikut secara terperinci, meskipun demikian saya sadari sebagai konsep awal dari penemuan baru saya ini –jika sudah ada yang menemukan sebelumnya, saya tidak merasa berhutang budi karena dalam buku yang pernah dipelajari, dibaca dan dipikirkan belum ditemukan sebelumnya- mungkin jauh dari sempurna, sehingga diharapkan ada penulis lain yang memiliki wawasan, pemikiran, kreasi, imajinasi dan intuisi lebih untuk mengembangkannya sampai menjadi teori baru sebagai Pembacaan Kreatif.

Pertama; Dalam memilih buku bacaan kita harus menemukan yang sesuai dengan apa yang hendak kita kuasai atau pelajari dengan berusaha mencari buku dari sumber pertama atau paling tidak penjelasan seorang penulis handal tentang sumber pertama, contoh; kita ingin menguasai tentang cara menulis cerpen atau fiksi, maka belilah buku tentang hal tersebut misalnya karangan Cermel Bird yang banyak menggugah imajinasi, jika bisa beli buku lain sebagai perbandingan, setelah itu kita praktekkan menulis cerpen agar bacaan bermanfaat tanpa mempedulikan hasilnya baik atau buruk. Jika bisa baca keterangan di belakang buku, daftar isi dan kata pengantar penulis meskipun sekilas agar tidak salah membeli buku.
Kedua; Setelah membeli buku yang cocok dan benar-benar dibutuhkan (usahakan jangan membeli buku yang berupa kumpulan tulisan karena kualitasnya jelek) kita baca kata pengantar dulu, baru daftar isi, dan pendahuluan, hal ini agar kita memperoleh gambaran umum dari buku. Gambaran umum dibutuhkan agar kita lebih yakin dengan apa yang akan dibaca, bila ternyata yang akan dibaca kurang bermanfaat tinggalkan saja, tapi karena kita sudah memilih sesuai tahapan pertama, maka mau tidak mau harus kita lanjutkan bacaan kita. Ada sebagian kecil penulis resensi buku yang berhenti sampai tahap ini dan mulai menulis resensi buku, bisa ditebak hasilnya kurang memuaskan.
Ketiga; kita selesaikan bacaan secara utuh sehingga sketsa yang ada di otak menjadi lebih jelas, jika kumpulan tulisan yang dibukukan (biasanya dengan kualitas rendah, kecuali beberapa kumpulan tulisan Nurkholis Madjid) kita bebas memilih yang mana yang akan dibaca, jika yang dibaca kumpulan cerpen kita juga bebas memilih yang akan dibaca, dan jika buku utuh seperti buku Sastra dan Studi Kultural, maka kita harus membaca secara utuh pula tanpa memilih sub judul yang sesuai dengan kehendak kita sendiri.
Keempat; membaca ulang secara cepat dengan membuat garis bawah atau menandai poin-poin penting yang bisa dibuat kesimpulan, ada yang mampu membaca sambil mengambil garis bawah dengan resiko kadang yang kita garis bawahi ternyata sama, maka lebih baik kita baca ulang dan baru menggaris bawahi agar tidak terjadi pengulangan penggaris bawahan. Proses ini penting agar ketika suatu saat hendak membaca buku yang sama, kita sudah bisa membaca cepat lewat garis bawah yang dibuat.
Kelima; menulis kesimpulan secara acak dalam komputer atau buku tulis. Tulis apa saja yang sudah kita garis bawahi di atas, memang tidak semua yang digaris bawahi akan kita tulis, melainkan memilih poin-poin yang paling penting saja dan berkaitan dengan tema tulisan yang hendak kita buat. Dalam menulis kesimpulan pada tahap ini, biarkan apa yang kita tulis itu apa adanya tanpa melihat keterkaitan antar paragraf atau antar poin-poin penting yang ditulis
Keenam; Baru pada tahap ini kita mengatur tulisan dalam paragraf-paragraf dengan memperhatikan mana yang paragraf utama dan mana yang merupakan paragraf penjelas serta keterkaitan antar paragraf. Artinya kita mengatur ulang paragraf-paragraf yang akan ditulis, bila menggunakan komputer lebih mudah sebab tinggal memindah paragraf, bila menggunakan buku tulis sebaiknya kita tandai dengan pensil mana paragraf utama dan yang mana paragraf penjelas, serta mengkaitkan semua paragraf yang ada.
Ketujuh; Untuk memudahkan tahap keenam kita buat sub judul baru yang berbeda dari buku asli atau mirip juga boleh asal tidak persis sama, sebab ini menandakan pemahaman kita terhadap buku. Dari sub judul yang dibuat, lantas kita atur paragraf dengan memasukkan pada sub-sub judul yang dibuat. Dalam tahap ini kita bisa membuat judul tulisan yang akan kita buat, membuat judul diakhir penulisan lebih bagus karena judul yang dibuat lebih mewakili tulisan, menarik dan sesuai dengan hasil pemahaman kita.

Kedelapan; melakukan telaah kritis pada beberapa kesimpulan yang ada dalam buku hasil bacaan kita, sehingga kita menjadi pembaca yang kreatif. Ingat tidak ada karya tulis yang sempurna, setiap karya tulis pasti ada kekurangan (jangan takut jika tulisan kita dinilai jelek, sebab sebuah penilain itu relatif, jadi teruslah menulis, jika tidak berguna sekarang nanti pasti beguna), lebih berbahaya lagi setiap karya tulis menyimpan misi terselebung yang harus diuangkap agar kita tidak terperangkap. Dinisinilah urgensi pembacaan kreatif ini, ketika kita mampu menemukan kelemahan sebuah buku, bisa mengungkap maksud yang tersembunyi dari sebuah tulisan, dan bisa mengkritisi sebuah buku dengan alasan yang masuk akal, maka kita telah menjadi pembaca yang kreatif meski belum sempurna. Sebaiknya jika hendak menulis Resensi Buku pada tahap ini, hasil resensi buku akan lebih bagus. Jika hendak menulis resensi buku ada beberapa tahap yang ditempuh: a) menulis judul resensi yang menarik dan aktual b) menulis judul buku yang dibaca, penulis, penerjemah (jika terjemahan), penerbit, cetakan keberapa dan tahun terbitnya c) Beberapa kesimpulan yang kita buat, kita buang yang tidak perlu dan memperjelas maksud tulisan d) mengaitkan dengan kondisi yang ada di sekitar kita agar resensi buku nampak aktual e) memberi penilaian terhadap buku, kelemahan dan kelebihan serta kritik kita terhadapnya f) membandingkan dengan buku yung sama (jarang penulis resensi buku melakukan tahap ini, tapi sebaiknya dilakukan karena menunjukkan wawasan kita). Contoh resensi buku, ada dalam tulisan Era Kebangkitan Tuhan.
Kesembilan; beberapa buku yang kita baca (minimal 10 buku) ternyata memiliki keterkaitan, kita bisa menulis buku baru dengan tema baru sesuai kehendak kita. Jadi kita tidak terus menerus menjadi objek dari buku yang kita baca, melainkan bagaimana caranya kita menjadi subjek kreator baru dengan cara menjadi penulis berdasarkan apa yang kita baca. Inilah yang dimaksud dengan teori resepsi yakni menjadikan pembaca sebagai sentral baru dalam kebudayaan manusia masa kini.
Kesepuluh: mengamalkan apa yang dibaca dalam beribadah, mendekatkan diri pada Allah, pekerjaan, karir, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Ilmu yang diamalkan secara ikhlas akan bermanfaat untuk berhasil di Akhirat kelak dan dunia yang sangat pendek ini.

Bumi Allah, 08 Juni 2010

Jumat, 25 November 2011

Tazkiyatun nafs

Tazkiyatun Nafs: Sebab yang menarik manusia pada kehidupan dunia

Saif Al Battar

Kamis, 24 November 2011 21:20:00

Sesungguhnya segala puji itu milik Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dan berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal-amal kami. Barang siapa diberi petunjuk Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkan. Dan barang siapa disesatkan Allah maka tidak ada yang dapat menunjukinya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali ‘Imran :102)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (QS. Al Ahzab : 70-71)

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisa’ : 1)

Dan aku bersaksi bahwa tiada llah kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah dan memberi nasehat kepada umat. Mudah- mudahan kesejahteraan dan keselamatan dicurahkan Allah kepada junjungan kita Muhammad saw, kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya,
Wa ba’du:

Diri seseorang merupakan perintangan pertama bagi mereka yang hendak melangkah di jalan jihad yang mendaki ini. Sebagaimana ucapan Ibnul Qoyyim rhm. “Ketahuilah bahwa diri itu merupakan gunung besar yang merintangi jalan mereka yang melangkah menuju keridloan Allah. Tidak mungkin seseorang bisa menempuh jalan tersebut sebelum ia melewati gunung yang besar itu”.

Jalan yang mendaki dan sulit ini… gunung yang besar ini, disertai pula dengan lembah-lembah, bukit-bukit dan jurang-jurang yang dalam. Syetan berdiri di atas puncaknya dan memperingatkan dengan maksud menakut-nakuti orang yang berusaha untuk mendaki puncak ketinggian tersebut. Perintang yang datangnya dari diri sendiri ini harus kamu lewati sehingga kamu sampai ke jalan Allah yang aman. Jalan keselamatan yang diterangi oleh wajah Allah swt.
Maka dari itu kamu harus mendaki gunung ini. Setiap mana seorang muslim mencoba untuk menaikinya, maka syetan meneriakinya, hawa nafsu menariknya, syahwat melemahkan kemauannya. Semua bermaksud untuk melengketkan ke bumi, meski orang tersebut adalah ulama besar. Maka dari itu harus melepaskan dirinya dari segala macam keterikatan, dari segala macam ikatan dan belenggu sehingga tubuhnya menjadi enteng dan dapat mendaki puncak yang tinggi itu. Apabila ia berhasil mendaki puncak itu, maka ia akan menemukan jalan yang aman, seperti yang difirmankan Allah Azza Wa Jalla:

“Allah menyeru (manusia) ke negeri keselamatan (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”. (QS. Yunus: 25)

Dan ia adalah jalan yang diterangi dengan cahaya,lurus, aman, lagi menjamin keselamatan. Yaitu sesudah mana seseorang berhasil melewati rintangan besar yang menghadangnya. Rintangan itu adalah hawa nafsu yang selalu mendorong berbuat jahat.

SEBAB YANG MENARIK MANUSIA KEPADA KEHIDUPAN DUNIA

Pertama: Kebodohan

Sebenarnya banyak sekali faktor yang membantu nafsu (yang selalu mendorong berbuat jahat) untuk mengikat pemiliknya kepada kehidupan dunia. Diantara yang utama adalah “kebodohan”. Kebodohan adalah kubangan yang busuk baunya, mengikat setiap yang mempunyai hawa nafsu dengan kebusukannya sehingga iapun tenggelam dan menyelam dalam lumpurnya yang berbau busuk.

Kebodohan merupakan faktor terbesar yang merintangi perjalanan seseorang kepada Allah Azza Wa Jalla. Merintangi kaki dari belenggu yang mengikatnya. Merintangi ruh yang akan melepaskan diri dari belenggunya. Kebodohan, apabila telah menimpa diri seseorang, maka terkadang akan membuatnya mengingkari adanya matahari meskipun ia melihat di siang hari bolong.

“Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka juga tidak beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti (bodoh)”. (QS. Al An-aam : 111)

Andaikata orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, para malaikat datang, dan seluruh binatang liar datang serta berbicara kepada mereka; tetap saja mereka tidak beriman. Penyebabnya adalah kebodohan (akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti).

Bodoh disini bukan berarti kurang pengetahuan, akan tetapi “tidak mengerti”. Orang yang mengetahui tentang Allah adalah yang takut dan bertaqwa kepada Nya. Sebagaimana firman Allah :

“Apakah kamu hai orang-orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (adzab) akherat dan mengharap rahmat Rabbnya? Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS. Az Zumar : 9)

Orang yang beribadah, berdiri sholat sepanjang malam, mengharap surga yang dijanjikan Rabbnya, takut terhadap adzab Nya; adalah orang-orang yang dikatakan `alim (berilmu/mengetahui).

Ibnu Mas`ud r.a. berkata,
” Bukanlah yang dinamakan ilmu itu dengan banyaknya riwayat (yang dihafalkan), tetapi ilmu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa takut”.

Mari kita simak bersama perkataan nabi Yusuf As, “ Dan jika engkau tidak dihindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku akan menjadi diantara orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf : 33)

Yusuf mengetahui bahwa zina adalah perbuatan keji dan suatu kemaksiatan yang besar. Namun demikian, pengetahuan nabi Yusuf akan kekejian perbuatan tersebut tidak menafikan predikat bodoh andaikan ia terjerumus ke dalamnya. Jadi kebodohan adalah rintangan yang paling besar yang menghadang di depan jalan mendaki dari gunung yang dinamakan’Hawa nafsu yang selalu mendorong berbuat jahat’.

Oleh karenanya, Nabi Musa As menjawab perkataan kaumnya ketika ia menyuruh kepada mereka menyembelih sapi betina dan mereka mengatakan, “Adakah engkau akan menjadikan kami bahan olok-olokan?”.

“Aku berlindung kepada Allah menjadi diantara golongan orang-orang yang bodoh
(QS. Al Baqarah : 62)

Beliau tidak menjawab dengan ucapan, “Aku berlindung kepada Allah menjadi diantara golongan orang-orang yang mencemooh”.

Oleh karena kebodohan lebih besar bala`nya daripada mencemooh. Bodoh terhadap Allah sebab yang menjadikan seseorang mencemooh dan memperolok-olok yang lain.

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya dikala mereka berkata, “Allah tidak menaruhkan sesuatu kepada manusia”. (QS. Al An `aam : 91)

Sikap tidak menghormati Allah serta tidak mengagungkan Nya adalah yang dinamakan jahil/bodoh terhadap Allah `Azza Wa Jalla. Ma`rifat atau pengetahuan tidak menafikan kebodohan. Kadang ma`rifat dan kebodohan bertemu dalam diri seseorang, ilmu adalah lawan dari kebodohan. Dan ilmu itu sendiri adalah rasa takut. Boleh jadi seseorang banyak mengetahui sesuatu dan banyak mengerti sesuatu, akan tetapi sebenarnya ia tidak mengetahui kecuali sedikit saja.

“Aliif lam miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat (1) dan sesudah mereka dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah.Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Ruum : 1-7)

Mereka mengetahui seluk beluk dan rahasia atom, putaran elektron, kapal terbang, kapal perang, jet-jet tempur serta teknologi tinggi yang lain. Mereka mengetahui itu, akan tetapi mereka lalai terhadap kehidupan akhirat. Maka dari itu mereka dikatakan kaum yang tidak mengetahui.

Oleh karena itu para ulama berkata, “Orang yang berolok-olok atau bersenda gurau dengan ayat Al-Qur’an adalah fasik”. Dan sebagian dari mereka berpedapat kufur.

Misalnya ada sekumpulan orang yang sedang menghadapi jamuan makanan. Lalu salah seorang dari mereka maju untuk mengambil makanan seraya berkata, “Wa nasafnal jibaala nasfaa, artinya : “Dan kami hancurkan gunung-gunung itu sehancur-hancurnya.” Maka perbuatan seperti itu tergolong perbuatan fasik menurut jumhur ulama, dan kufur menurut sebagian di antara mereka. Sebab ayat Al-Qur’an adalah firman Allah, bukan untuk bahan olok-olokan ataupun senda gurau.

“Katakanlah,“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah : 65-66)

Maka dari itu, waspadalah dari persoalan ini. Kalian jangan menjadikan hadits-hadtis Nabi dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bahan untuk melucu dan menghibur agar orang-orang tertawa dan senang. Kalian harus berhati-hati dan tetap mengagungkan Allah, karena Dia adalah Dzat yang Maha Perkasa, Maha Agung, Maha Suci dan Maha Luhur.
Maka dari itu, ketika Rasulullah saw merasa bersedih hati atas berpalingnya kaum beliau dan berduka melihat jalan yang mereka tempuh, maka Allah menegurnya :

“Dan jika berpalingnya mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat melihat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu’jizat kepada mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Al-An’am : 35)

Kalau mau membicarakan soal kebodohan, maka pembahasannya akan sangat panjang. Adapun cara terbaik untuk menghadapi orang-orang bodoh adalah berpaling dari mereka. Sebab jika kamu berdebat dengan mereka, maka mereka akan mengalahkanmu –dengan kengototan mereka–. Dan jika kamu dapat mengalahkan mereka, maka mereka akan membencimu. Dan mereka tidak akan mau mengakui kebenaranmu. Maka jalan yang terbaik adalah berpaling dari mereka.

“Maka berpalinglah engkau (wahai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami.” (QS. An-Najm : 29)

Dan….

“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS. Al-Hijr : 85)

Berpalinglah kamu dari mereka dan jangan berdebat dengan mereka. Oleh karena perdebatan itu hanya akan menambah kecongkaan mereka. Imam Asy-Syafi’i pernah mengatakan, “Tiadalah aku berdebat dengan orang-orang yang bodoh melainkan ia akan mengalahkanku. Dan tiadalah aku berdebat dengan orang yang pandai melalinkan aku akan dapat mengalahkannya.”

Tentu saja karena orang bodoh terkadang mengingkari –seperti pernah saya katakan—cahaya matahari yang bersinar di siang hari bolong dan cahaya rembulan pada saat purnama.

Maka biarkanlah orang-orang bodoh itu. Mereka akan mati jika kalian tinggalkan. Dan akan hidup jika kalian ajak mereka berdebat. Mudah-mudahan dengan jalan meninggalkan mereka, maka mereka akan tercegah berlaku sombong dan congkak. Dengan menjauhkan diri dan meninggalkan berdebat dengan mereka, maka mereka akan mengerti kedudukan mereka sendiri. Ini jika kamu merasa pasti bahwa dia adalah seorang yang bodoh, mengikuti hawa nafsunya sendiri, tidak mau mengakui kebenaran dan tidak mau mengikuti sesuatu yang telah pasti kebenarannya.

Kedua: Lalai

Sifat lalai menyebabkan orang terjerumus ke dalam neraka.

Allah Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan di dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus : 7-8)

Lalai menyebabkan seseorang berpaling, menyebabkan seseorang menyikapi peringatan ayat-ayat Allah dengan senda gurau :

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). Tidak datang kepada mereka suatu ayat al-Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Rabb mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (lagi)hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, ‘Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya.” (QS. Al-Anbiya’ : 1-3)

Kamu mendatanginya dengan membawa berita yang sangat penting dan dengan perkataan yang serius. Kamu ceritakan kepadanya tentang berbagai pertempuran yang membuat agama Islam menghadapi dua pilihan : lenyap atau terus bertahan. Kamu ceritakan kepadanya tentang pertempuran yang sangat dahsyat dan membinasakan. Membinasakan anak manusia sebagaimana halnya batu penggiling menumbuk halus bulir padi. Namun demikian dia lalai dan tidak begitu mengacuhkan. Sambutan yang diberikannya padamu hanyalah senyum hampa atau mengatakan padamu, ‘Saya telah mendengar cerita mereka, bahwasanya mereka telah melakukan begini dan begitu.

Saya tidak punya waktu untuk mendengar pembicaraan mengenal kaum itu.’

Dia sibuk mengumpulkan uang dan menghitung-hitungnya, dia sibuk dengan berbagai macam buah-buahan yang hendak dimakannya dan berbagai macam jenis minuman yang hendak ditenggaknya. Kamu datang kepadanya untuk mengekang hawa nafsunya, untuk menyadarkannya sedikit dari kelalaian yang menghinggapi dirinya dari ujung kaki sampai puncak kepala. Kamu hendak mengalihkan sedikit perhatiannya dari tumpukan uang yang selalu dihitung-hitungnya dan dari dunia yang ia jadikan tempat bersenang-senang, dan dari kehidupannya yang ia jadikan sebagai senda gurau dan main-main belaka. Kehidupan dunia telah menipunya. Dia tidak punya waktu sedikitpun untuk mendengar perkataan yang bermanfaat bagi kehidupannya di dunia dan di akhirat.

KITA LEBIH BERHAK TERHADAP PENGGUNAAN WAKTU

Ada beberapa orang bertanya pada Piccaso: “Berapa jam anda tidur dalam sehari?” “Empat jam.” Jawabnya. “Apakah empat jam cukup bagi anda?” Tanya mereka. Piccaso menjawab, “Kalian ingin saya tidur delapan jam sehari hingga sepertiga kehidupan saya terbuang sia-sia untuk tidur? Kapan saya bisa memuaskan kesenangan saya dan menyalurkan hobby serta bakat saya? Saya hanya tidur empat jam sehari.”

Siapa yang lebih berhak terhadap waktu? Kalian ataukah mereka?. Kalian yang berdiri shalat menghadap Rabbul Alamin atau mengikuti jejak Syahidul Mursalin shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan lapang dan sempit, di malam yang gelap gulita dan di siang yang terang oleh cahaya mentari, ataukah mereka yang berlaku sombong yang tidak mau tidur delapan jam sehari supaya kesenangan dan keinginan mereka dapat terpenuhi dan tersalurkan?
Kita diperintahkan untuk menghentikan persahabatan dengan kaum yang lalai itu. Kita diperintahkan untuk menghentikan pembicaraan dengan mereka. Kita boleh memberikan kepada mereka sedikit senyuman, sedikit akhlak dan mu’amalah/perhubungan baik kita. Tetapi kita tidak boleh membuang-buang waktu kita bersama mereka. Kita tidak boleh menyatukan suatu pendapat apapun dengan mereka.

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengikuti Kami serta memperturutkan hawa nafsunya dan adalah urusannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28)

Kata “Janganlah kamu mengikuti” dalam ayat ini adalah larangan, sedangkan larangan di situ menunjukkan keharaman.

Adalah urusannya kalau dia melampaui batas, oleh karena mengikuti hawa nafsu serta kelalaian hanya akan membawa cerai berainya urusan, lepasnya ikatan di antara manusia, hilangnya pemikiran yang sehat dan lenyapnya logika yang benar.

Ketiga: Hawa Nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan manusia untuk memperturutkan syahwat/keinginannya. Hawa nafsu lawannya adalah kebenaran. Allah adalah Dzat yang Maha Benar, Dia menciptakan langit dan bumi dengan alasan yang benar. Firman-Nya :

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun : 71)

Hawa nafsu akan membuat seseorang berlaku zhalim dan kezhaliman itu membuat seseorang tersesat dari jalan yang benar.

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad : 26)

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa’ : 135)

Hawa nafsu akan selalu menjauhi keadilan, sedangkan kebenaran akan selalu diikuti keadilan.

Karena itulah hawa nafsu –dalam bahasa Arabnya—“Hawa”() yang berarti jauh dari tempat ketinggian ke tempat yang rendah. Oleh karena itu ia menjatuhkan orang yang mengikuti hawa nafsunya dari ketinggian ke tempat yang rendah. Maka orang yang mengikuti hawa nafsu adalah orang yang merosot dan jatuh bersama hawa nafsu, kelalaian dan kebodohannya ke tempat serendah-rendahnya di dunia dan akhirat, di mana ruhnya jatuh ke neraka Sijjil.

Terkadang hawa nafsu bisa membesar dalam diri seseorang sehingga orang tersebut tidak menentang kemungkaran yang dilihatnya dan tidak mengikuti kebaikan yang telah diyakininya. Bahkan bisa menjadi lebih besar lagi sehingga ia melihat yang mungkar menjadi ma’ruf dan ma’ruf menjadi mungkar.

“Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), ‘Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul? Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya’. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya. Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan : 41-44).

Hawa nafsulah yang menjadikan seseorang cenderung kepada dunia dan kemewahannya. Dan hawa nafsu pula yang menurunkan kedudukan ulama’ dari tingkatan di bawah para nabi, yakni tingkatan para shiddiqin ke tingkat seekor anjing.

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf : 175-176).

Seperti anjing yang tiada henti-hentinya menjulurkan lidahnya, sama saja di saat dia istirahat ataupun tengah kecapaian. Sungguh alangkah indah dan mengenanya penyerupaan dan penggambaran yang dilukiskan Allah melalui firman-Nya.

Di dalam kitab-kitab tafsir diterangkan bahwa ayat di atas mengisahkan tentang seorang laki-laki Bani Isra’il yang bernama Bal’am bin Ba’ura’. Dahulunya ia adalah seorang yang sangat alim dan sangat mustajab do’anya. Ketika tentara Musa a.s. datang untuk menggempur kaum lalim yang bermukim di Palestina, maka kaumnya datang dan menemui serta membujuknya, ’Berdo’alah kepada Allah untuk membinasakan Musa dan pengikutnya’. Maka lelaki ini menyanggupi permintaan kaumnya karena tamak terhadap dunia mereka. Lalu lidahnya menjulur ke dada dan ia meninggalkan ayat-ayat Allah. Maka jadilah ia seperti anjing, jika dihalau, lidahnya menjulur dan jika dibiarkan lidahnya tetap menjulur.

Keempat: Syahwat (Ambisi)

Sebab keempat yang menyebabkan diri manusia bertindak durhaka dan melampaui batas adalah syahwat. Syahwat menarik diri manusia untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Syahwat yang pertama adalah berlaku sombong di muka bumi. Yang menjadikan kebenaran seperti kebatilan dan menjadikan kebatilan seperti kebenaran. Orang-orang yang berlaku sombong di muka bumi tidak akan masuk surga.

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Qashash : 83).

Wallohu ta’ala a’lam bishshowab

sumber: Ashabulkahfi site

GURU BAGI 1500 ANAK PUTUS SEKOLAH

Lilis Hasanah : Guru Bagi 1500 Anak Putus Sekolah
Posted by admin in Profil on 06 9th, 2010 | no responses


Seorang anak lelaki kecil, sebut saja Adi (4 tahun) tengah menangis di salah satu gang Kota Bandung. Ia merasa nasibnya tak seberuntung teman sebayanya yang bisa sekolah di Taman Kanak-kanak. Ia hanya bisa memandangi keceriaan teman-temannya yang akan berangkat sekolah.

Melihat kesedihan anaknya, sang ibu pun tak kuasa menahan air mata. Sebagai ibu, ia merasa tak mampu memberikan pendidikan yang layak. Tak sengaja situasi itu tertangkap mata oleh Lilis Hasanah, yang tak lain tetangga sang ibu tadi. Lilis lantas mendekat, sambil menanyakan apa gerangan yang terjadi. Mendapat penjelasan sang ibu yang sambil menangis, hati Lilis seolah terpukul.

Lilis bisa merasakan beban yang dirasakan si ibu. Naluri keibuannya tak bisa dibohongi. Ada dorongan kuat untuk ikut membantu. Meski akhirnya ia tak bisa berbuat apa-apa, karena anak-anaknya pun masih membutuhkan biaya sekolah.

Tapi wanita kelahiran Bandung, 27 Juli 1960 ini tak berhenti mencari jalan keluar. Hari-harinya, sarjana pendidikan luar sekolah itu berupaya untuk membantu anak tadi. Ternyata dalam pengamatannya masih banyak anak-anak di lingkungannya yang bernasib sama. Wanita yang juga ketua PKK di lingkungannya ini pun bertekad untuk membuat pendidikan untuk mereka, meski seadanya.

Berbekal sedikit pengetahuan yang ia miliki, Lilis bersama ibu-ibu lainnya membuka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Teras rumahnya yang sederhana, ia sulap menjadi kelas sederhana. “Tanpa bangku dan meja pun tetap jalan dan tidak mengurangi kecerian anak-anak,” ujar Lilis. Belum lama kelas ini dibuka, sudah 45 anak mendaftar sebagai murid. Walhasil, anak sejumlah itu meramaikan hari-hari Lilis dari mulai pukul 7 pagi hingga 10 siang.

Sekolah itu kini berada di bawah lembaga bernama Komunitas Perempuan Peduli Pendidikan Masyarakat (KANPAS).

KANPAS yang dipimpin Lilis tak hanya menyediakan pendidikan dini anak-anak kurang mampu. Lilis juga berupaya membantu agar taraf hidup mereka menjadi lebih baik, yakni dengan memberikan keterampilan pada para ibu, seperti tata boga dan menjahit. “Mudah-mudahan dengan keterampilan ini mereka bisa membantu para suami mencari nafkah,” kata Lilis.

Menjahit memang salah satu kemahiran yang dimiliki Lilis. Dari kemahiran ini, selain ia bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ia pun bisa mendapat tambahan uang untuk kebutuhan belajar anak-anak didiknya.

Kian hari ia menggeluti kerja sosial ini ternyata banyak realitas mengenaskan yang ia temukan. Misalnya, banyak anak-anak di lingkungannya yang tidak tamat SD, ibu-ibu yang masih buta aksara, termasuk banyak juga warga yang tidak bisa membaca al-Qur’an.

Bagi Lilis ini adalah tantangan. Ia bertekad tidak akan lari dari masalah ini. Selanjutnya, ia mulai mengumpulkan ibu-ibu tersebut di rumahnya. Ternyata mereka mempunyai semangat belajar. Hingga suatu hari ada yang membuatnya haru sekaligus makin semangat saat seorang ibu berkata, “Bu Lilis sekarang saya bisa baca koran, al-Qur’an, dan bisa membacakan buku cerita untuk anak saya.”

Teman Curhat

Di balik aktivitas Lilis dalam memberikan pendidikan, ternyata banyak cerita menarik dalam menghadapi anak didiknya. “Saya lebih banyak memberi motivasi dan membangun rasa percaya diri mereka untuk terus belajar dan maju,” aku Lilis. Ini pun bukan perkara mudah. Malah ada yang mengatakan, “Sudahlah Bu, biar saya saja yang bodoh dan tidak bisa baca asal jangan anak saya,” kenang Lilis.

Tapi Lilis tidak menyerah. Ia mencari cara agar mereka tetap mau belajar, misalnya dengan berkomunikasi dari hati ke hati. Biasanya mereka pun akan mengungkapkan isi hatinya. Lilis pun menjadi pendengar setia bagi mereka, sambil mencari solusinya.

Jika waktu dan tempat yang menjadi kendala, Lilis pun akan menyediakan sesuai keinginan mereka. Begitu juga kalau ada yang merasa malu. “Ada beberapa ibu yang malu kalau harus belajar bersama dengan yang tidak seumur, biasanya kita kelompokkan,” ujar Lilis.

Selain cara itu, Lilis pun harus pintar mengambil hati mereka. Pernah ada seorang anak remaja dengan anting dan bertato menemuinya. Dalam benaknya terlintas, “Jika ia dibiarkan bagaimana dengan masa depannya.” Betul saja anak remaja itu membuka pembicaraan, ia mengemukakan keinginan untuk belajar mengaji. Ia mengatakan, “Bu, saya ingin seperti orang lain dan tidak mau berada di lingkungan seperti ini. Saya ingin belajar mengaji.”

Ia juga mengajarkan kepada orangtua murid yang anak-anaknya ikut PAUD, tentang bagaimana mendidik anak di rumah. Menurut Lilis, sinergi keluarga dan lembaga pendidikan adalah solusi mencapai tujuan bersama.

Kini, untuk menjalankan programnya, Lilis dibantu oleh 10 orang tutor dan guru. Mereka bekerja secara sukarela. Makanya saat tutor dan guru itu akan bergabung, Lilis tak lupa memberikan nasehat. Katanya, ini kesempatan untuk mengamalkan ilmu. “Namun, jika ingin mencarai kekayaan bukan di sini tempatnya,” kata wanita lulusan IKIP Bandung ini. Syukurnya, selalu ada saja yang menawarkan diri untuk membantu di lembaganya.

Begitu juga bantuan, alhamdulillah untuk membantu operasional lembaga ada donatur yang ikut berpartisipasi. Selain itu, sebuah lembaga zakat nasional juga memberikan bantuan berupa pelatihan kewirausahaan, desain grafis, dan menjahit. Inilah keunikan KANPAS, berbagai keterampilan diajarkan di sini, termasuk belajar nasyid.

Bagi warga yang belajar dan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Lilis sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yang bisa menampung warga belajarnya. ”Alhamdulillah, saat ini sudah ada perguruan tinggi yang bersedia,” Lilis bersyukur.

Didukung Suami

Apa yang membuat Lilis bertahan dengan pekerjaan ini? Menurutnya, mereka orang-orang yang bersemangat. Lilis bercerita tentang seorang muridnya yang bekerja sebagai penjual Martabak. Ia bercita-cita menjadi seorang ustadz yang bisa berceramah. Setiap hari, anak yang tadinya pendiam itu menempuh perjalanan 20 km ke rumah Lilis. Kini setelah digali bakatnya, sambil belajar ilmu yang menunjang, akhirnya anak ini mulai berani tampil di depan teman-temannya.

Sang suami, Sudrajat, ikut membantu pekerjaan Lilis. Selepas shalat Shubuh, Sudrajat mengambil koran ke agen besar, lalu menaruh koran-koran di tempat yang sudah ia sediakan. Yang menjaga adalah anak didik Lilis. “Ini salah satu pelajaran kemandirian, agar kelak mereka lebih bisa mandiri dan survive,” ujar Sudrajat.

Kini KANPAS menempati rumah kontrakan di Gang Bakti, Kelurahan Cikutra, Bandung. Syukurnya, tempat tidak menyurutkan niat dan tekad warga didiknya untuk terus maju dan sejajar dengan yang lain. Lilis yang pernah punya keinginan jadi wanita karir ini pun bangga menjalankan ini. Prinsipnya, menjadi ibu rumah tangga adalah karir yang luar biasa mulia dan terhormat jika ia mampu melahirkan generasi yang lebih baik dari sebelumnya. ”Sekarang saya sudah menjadi “orang berada”, maksudnya sering berada di rumah,” kelakar Lilis.

Obsesi Lilis hanya satu; ingin memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi masyarakat dengan mencerdaskan masyarakat. “Sehingga mereka tidak terus terpuruk lebih lama dalam kebodohan,” harapnya.

Kini, telah ada 1500 anak asuh paket A, B, dan C yang tersebar di Sukabumi, Sumedang, Garut, dan Cianjur yang ditangani Lilis. *Ngadiman/Suara Hidayatullah NOPEMBER 2009

Rabu, 23 November 2011

SosialisasiKebijakan dan program Sub sektor minyak dan gas bumi dalam pemanfaatan Sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat


Acara berlangsung 1 hari bertempat di hotel candisari . hari selasa tanggal 22 november 2011. Pemateri dari Dirjen esdm, Bagian Perekonomian Setda Kab. Kebumen, dan dari pelaku pemanfaatan sumber energi alternativ oleh Bpk Yudi Susetyo, dan do moderatori oleh Wartawan senior Bpk Komper Wardopo.


Acara berlangsung menarik saat memasuki sesi dialog , pertanyaan dari peserta sangat relevan dengan materi yang sedang dibahas. Beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari acaranya ini adalah
1.Makin terbatasnya sumber minyak kita kurang lebih cadangn minyak kita akan habis 15 tahun lagi dan gas bumi 60 tahun lagi, maka perlu dikembangkan energi alternatif yang dpat dinikmati oleh rakyat banyak tanpa harus menambah anggaran negara dalam produksinya.
2. Menuntut peran serta warga masyarakat dalam proses peralihan /konversi dari energi yang bersumber dari fosil ke energi alternatif yang berbiaya murah dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Seluruh komponen baik dinas terkait, aktifis lingkungan dan pengusaha untuk bekerjasama demi lancarnya distribusi gas dan terjaminnya masyarakat setelah konversi ini.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat adanya potensi alam yang ada di kebumen untuk menjadikannya sumber energi alternatif yang baru didukung dengan upaya pemerintah dalam memfasilitasi lancarnya program.

Jumat, 18 November 2011

Tebar Hewan Kurban 1432 H


Alhamdulillah kegiatan ini bekerjasama dengan Dompet Dhuafa , BMT Ummat Sejahtera dan BMT Bina Insani Kebumen. Kali ini kami bagikan daging kurban di wilayah Kuwayuhan, Kedawung, Jatiluhur dan Komunitas Pedagang Asongan Kebumen. Untuk wilayah Kuwayuhan hewan kurban dipotong pada hari Ahad, tanggal 10 Dzulhijjah 1432 bertempat di Musholla Mujahidin.Dan di Pondok Pesantren Daruth Thoyyibah pada hari senin tanggal 11 Dzulhijjah 1432 H. dibantu beberapa relawan dari beberapa wilayah yang dapat hadir membantu kami segenap panitia mengucapkan jazakumullohu khoir atas bantuan dan kerelaan teman-teman ikut membantu terlaksananya Tebar Hewan Kurban ini.
Pemotongan hewan kurban serta dibagikan kepada para penerima hewan kurban dengan diantar kerumah masing-masing.