Rabu, 17 Oktober 2012

RUMPUT KERING

Rumput mulai bertumbuh, hujan telah menyirami akar-akar yang lama mengering yang tetap berusaha bertahan dalam situasi yang sulit. Bersemedi dalam sunyi , hanya embun pagi yang selalu menyapanya tiap pagi. Itupun cukup untuk membuatnya bertahan beberapa bulan sembari menunggu kucuran air langit. Ini hanya kisah rumput di tepi jalan yang biasa kulalui setiap harinya. Menjadi saksi hidup perjalanan kehidupanku, jalanan, persawahan, pohon-pohon pinggir jalan yang meranggas daunnya, kicauan burung , pedagang pasar purwogondo menjadi saksi perjalanan hidupku. Aku tak pandai menulis isi hati apalagi mengungkapkannya dengan kata-kata dengan seni yang indah. Yah ....inilah hidup yeng mesti di jalani tetap bertahan seperti rumput kering yang dengan sabar menantikan keabahagian/kesempatan/rahmat yang pasti akan datang, karena musim yang sulit pasti diiringi dengan musim yang lebih mudah untuk bertumbuh, membesarkan diri dan menghasilkan buah yang dinantikan makhluk lainnya.

Fokus pada potensi dirinya berupaya sekuat tenaga untuk membangun dirinya hingga dapat memberikan kebahagiaan/kepuasan/kesuksesan untuk dirinya sendiri ternyata dengan fokus membangun diri sendiripun mampu memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup lainnya. Rumput kering itu telah melalui perjalanan yang sulit, bertahan/hadapi semua masalah yang ada, nikmati nikmat sekecil apapun karunia Allah swt.

Hanya Rumput yang nampaknya tak berguna , namun tetap berusaha membangun dirinya untuk dapat memberikan manfaat kepada makhluk lainnya.

Menulis ternyata mudah, walaupun kadang pembaca tak mengerti isi tulisannya. Tak mengapa , lama blog nya tak terisi. Ini awal ku mengisi kembali blog ku ini.

See u later.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar