Senin, 07 Juli 2014

WHO AM I ?

Beberapa hari ini saya merasa gelisah dan sendiri, padahal begitu banyak orang-orang ada di sekitar saya. Ternyata sepi itu bukanlah karena suasananya yang lengan tak ada suara , lalu lalang manusia dan kendaraan, sepi dalam bathin yang bisa jadi ada dalm episode kehidupan manusia. Pencarian jati diri manusia tak bisa berhenti pada saat tertentu saja, menemukan jati diri yang benar dan sesuai dengan fitrah kehidupannya tak dapat di temukan di tempat rami. Sepi walaupun banyak suara terdengar berdengungmasuk telinga kita . Sepi karena kita asyik dengan dialog dalam diri yang kadang membuat orang lain menjadi kesel dan benci dengan tingkah kita yang kadang tak peduli dengan keadaan sekitar kita.
Pencarian jati diri terjadi biasanya saat kita tumbuh menjadi remaja ke dewasa. Dengan berbagai macam model pencarian yang menurut kita itu baik, dan kita enjoy menjalaninya. Pada fase ini pencarian jati diri tanpa pendimgan dari orang dewasa bisa jadi salah arah yang akan menjadikan kita manusia tak berguna.
Berfikir tentang kehidupan akan membuat keinginan mencari tahu apapun tentang kehidupan. Menjadikan kita termotivasi untuk terus belajar dalam rangka mencari jati diri. Pendampingan dalam proses ini akan menjadi sangat penting.

Who am I ? 
Who am I ?
Who am I ?

Fitrah , pernah dengar kata ini ? sebenarnya manusia mempunyai fitrah yang baik, dan lurus jika mau berdialog dengan hati nuraninya. Namun dalam realitanya karena adanya pengaruh fikir, ego, kepentingan maka bisa jadi fitrah nya dapat dikalahkan karena dirinyalah yang lemah.
Secara bahasa, fitrah artinya al khilqah yaitu keadaan asal ketika seorang manusia diciptakan oleh Allah (lihat Lisaanul Arab 5/56, Al Qamus Al Muhith 1/881). Dan ketahuilah, yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Allah Ta’ala berfirman:
أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Ruum: 30)
Seoang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini: “Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah (lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/313)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Islam adalah agama yang fitrah yang pasti akan diterima oleh semua orang yang memiliki fitrah yang salimah”. Artinya orang yang memiliki jiwa yang bersih sebagaimana ketika ia diciptakan pasti akan menerima ajaran-ajaran Islam dengan lapang dada.
sumber :http://muslim.or.id/aqidah/mengenal-agama-yang-fitrah.html

Sepi dapat hadir dalam khidupan kita , namun dalam sepi tetaplah berdzikir kepada Alloh swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar