Minggu, 18 September 2011

Kisah inspiratif dari Rasululloh yang aplikatif dan sederhana

Sebagai pengurus dan pemimpin jamaah muslimin, Rasululloh SAW mengurus banyak aspek. Salah satunya adalah hal-hal yang bersifat pribadi dari jamaahnyaseperti masalah perkawinan. Pada masa Rasululloh saw. Ada seorang sahabat yang berasal dari Yamamah, tubuhnya pendek, warna kulitnya hitam, da dari sisi ekonomi dia miskin. Sementara itu usianya sudah tergolong dewasa. Dia sengaja datang ke Madinah untuk masuk Islam dan tinggal di Suffah. (Asrama Masjid )
Suatu ketika Rasululloh saw menemuinya dan bertanya “ Wahai Jabir, aku tahu engkau sendirian.”
“ Ah tidak, Ya Rasul, Allah selalu bersama kita,” jawabnya.
“ Tentu demikian. Wahai Jabir, yang aku maksud adalah apakah engkau tidak mau menikah, memiliki seorang istri yang akan menemanimu ?” tanya Rasul lagi.
Mendengar hal itu , jabir seperti tidak percaya dengan pertanyaan Rasul. Kemudian, ia balik bertanya “ Y, Rasul saya bukan tidak mau menikah. Dikota ini mama ada wanita yang mau kepada saya atau orangtua maa yang maumenikahkan putrinya ke, pada saya yang jelek, miskin, bahkan tak punya rumah?”
Kemudian Rasul meyakinkannya, “ Wahai Jabir, engkau orang yang bertaqwa. Derajat mausia ditentukan oleh ketaqwaanya, bukan oleh kekayaan dan tampannya. Oleh karena itu sekarang berangkatlah engkau ke rumah Ziad bin Labid untuk melamar anaknya yang bernama Zulfah.”
Sesampai dirumah Ziad, Jabir dipersilakan masuk dan menyampaikan maksud kedatangannya meskipun dengan perasaan berat karena Ziad adalah orang yang termasyhurdan kaya dikalangan sukunya. Zulfahpun adalah gadis salihah yang sangat cantik di Madinah sehingga banyak pemuda yang tertarik kepadanya. Ia berkata “ Atas nama Rasul aku datang kesini. Ada pesan beliau yang harus kusampaikan. Bolehkah aku menyampaikannya di sini atau aku harus pergi ketempat lain”
Kemudian Ziad menyambut dengan berkata, “ Adalah suatu penghormatan bila Rasul menyampaikan pesannya kepada kami, karena itu sampaikanlah , Apapun isinya.”
Jabir mengatakan bahwa, “ Rasul memerintahkan aku datang ke sini guna melamar putrimu yang bernama Zulfah.”
Mendengar hal itu , Ziad amat terkejut. Ia sama sekali tidak menduga bila Rasul bermaksud menjodohkan anaknya dengan pemuda seperti Jabir. Ada perasan berat untuk menerimanya. Oleh karena sebab itu , ia berkata sepertin tidak percaya, “ Apa Rasul sendiri yang menyatakan hal itu kepadamu?”
Jabir menjawab , “ Semua orang tahu siapa aku. Aku adalah seorang muslim yang tidak pernah berdusta.”
Karena merasa sangat aneh sebab biasanya perjodohan dilakukan kepada orang yang sama derajatnya, maka ia berkata kepada Jabir , “ Sekarang pergilah engkau, aku akan menemui sendiri Rasululloh.”
Kalimat itu membuat Jabir menjadi kecewa . Kepada dirinya sendiri ia berkata , “ Ya Alloh , saksikan bahwa apa yang diajarkan Al Quran dan diperintah Rasul ternyata amat berbeda dengan perkataan Ziad.”
Dialog itu ternyata di dengar Zulfah. Setelah itu, Jabir pergi. Zulfahpun menemui ayahnya, lalu berkata,” Ayah barangkali dia berkata benar. Jika demikian penolakan ayah , berarti itu penolakan terhadap perintah Rasul. Susullah dia sebelum dia jauh dan segeralah ayah menemui Rasul.”
Sesampai dirumah Rasul, Ziad berkata, “ Tadi Jabir datang ke rumahku untuk melamar putriku, bukankah menurut tradisi kita hanya mengawinkan anak dengan orang yang sederajat?” tanya Ziad
“ Jabir adalah orang yang bertaqwa , tentang derajat yang engkau maksud tidak ada hubunganya. Laki-laki yang bertaqwa adalah sama derajatnya.” Jawab Rasul tegas.
Setelah mendengar pernyatan rasul, Zulfah yang salihah mendesak ayahnya untuk menerima lamaran Jabir, berlangsunglah pernikahan Zulfah yang cantik dan dari keluarga yang kaya dengan Jabir yang jelek dan miskin, namun mulia karena ketaqwaannya.
Zulfah amat bahagia atas perkawinan itu karena di ridhai oleh Rasululloh saw. Tak lama sesudah perkawinan, Jabir mengikuti perang. Ternyata , ia mencapi syahid dalam perang itu. Zulfah amat sedih atas kematian suaminya itu meskipun ia juga gembira karena kematiannya yag begitu mulia.
Dari kisah diatas pelajaran yang bisa kita ambil adalah :
1. Pemimpin/pengurus tidak hanya mengurus hal-hal teknis saja, tetapi juga mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan problem jamaah, termasuk masalah perjodohan di kalangan remaja/pemuda.
2. Segenap Pemimpin/pengurus hendaknya bisa memberi solusi atas persoalan-persoalan jamaah, termasuk dalam masalah-masalah yang bersifat pribadi.

(Mukharom Ng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar